Pada Tingkat Berat Kita Mengenal Dua Bentuk Kekurangan Kalori Protein

Posted on

Pada Tingkat Berat Kita Mengenal Dua Bentuk Kekurangan Kalori Protein

Kwashiorkor dan marasmus merupakan dua jenis kondisi malnutrisi yang sering terjadi pada anak-anak di negara berkembang. Bila dibiarkan tanpa penanganan, kedua kondisi ini tidak hanya mengganggu tumbuh kembang anak, tetapi juga bisa membahayakan nyawa.

Kwashiorkor dan marasmus dapat terjadi pada siapa saja, tetapi paling umum dialami oleh anak-anak. Di Indonesia, masalah gizi tersebut masih ditemukan pada anak-anak berusia di bawah 5 tahun.

Angka kemiskinan yang menyebabkan sulitnya memperoleh asupan makanan bergizi merupakan salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya kedua masalah gizi ini.

Selain angka kemiskinan, kondisi ini juga dapat terjadi di negara-negara dengan tingkat pendidikan yang rendah, sedang mengalami situasi politik yang tidak stabil, baru saja mengalami bencana alam, dan kekurangan bahan makanan.

Lebih Jauh Seputar Kwashiorkor dan Marasmus

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda ketahui seputar penyakit kwashiorkor dan marasmus:

Kwashiorkor: kekurangan protein

Secara spesifik, kwashiorkor diartikan sebagai kondisi kekurangan atau bahkan ketiadaan asupan protein. Padahal, protein merupakan jenis nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, salah satunya adalah untuk memperbaiki dan membuat sel-sel baru.

Kwashiorkor ditandai dengan pembengkakan di bagian bawah kulit atau edema akibat terlalu banyaknya cairan dalam jaringan tubuh. Pembengkakan tersebut dapat muncul di seluruh bagian tubuh, tetapi umumnya di kaki.

Selain pembengkakan, anak yang mengalami kwashiorkor juga mengalami gejala atau tanda lainnya, seperti:

  • Rambut yang kering, jarang, dan rapuh, bahkan dapat berubah warna menjadi putih atau kuning kemerahan seperti rambut jagung
  • Muncul ruam atau dermatitis
  • Lebih rewel
  • Terlihat lesu dan selalu mengantuk
  • Gangguan tumbuh kembang, termasuk berat dan tinggi tidak bertambah
  • Perut membesar
  • Kadar albumin darah rendah (hipoalbuminemia)
  • Infeksi yang terjadi terus menerus akibat lemahnya kekebalan tubuh
  • Kuku pecah dan rapuh
  • Penurunan massa otot
  • Diare

Pada kasus yang lebih parah, penderita kwashiorkor juga dapat mengalami syok karena dehidrasi berat. Kondisi ini perlu segera mendapat penanganan medis oleh dokter di rumah sakit.

Marasmus: kekurangan asupan energi dan protein

Jika kwashiorkor adalah malnutrisi karena kekurangan protein meski asupan energinya cukup, maka marasmus adalah kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk makronutrien, yang mencakup karbohidrat, lemak, dan protein.Ini merupakan salah satu bentuk gizi buruk.

Berikut ini adalah ciri-ciri fisik anak yang menderita marasmus:

  • Kekurangan berat badan
  • Kehilangan banyak massa otot dan jaringan lemak
  • Pertumbuhan terhambat
  • Kulit kering dan rambut rapuh
  • Terlihat lebih tua dari usianya
  • Tidak berenergi dan tampak tidak bersemangat atau lesu
  • Diare kronis

Selain itu, penderita marasmus rentan mengalami infeksi akut, seperti infeksi saluran pernapasan dan gastroenteritis, serta infeksi kronis seperti tuberkulosis.

Tak hanya dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai macam penyakit, kondisi malnutrisi energi protein juga dapat mengancam nyawa. Meski telah ditangani, tetapi anak-anak yang pernah mengalami kwashiorkor dan marasmus tetap berisiko mengalami komplikasi kesehatan.

Pada kasus kwashiorkor yang parah, sebagian anak bahkan tetap mengalami gangguan fisik dan mental seumur hidupnya. Oleh karena itu, penting untuk selalu mencukupi kebutuhan nutrisi anak agar ia tidak mengalami malnutrisi.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter terkait cara memenuhi kebutuhan gizi anak, termasuk jenis nutrisi, jumlah asupannya, maupun makanan dan minuman apa saja yang harus diberikan kepada anak agar ia terhindar dari kwashiorkor dan marasmus.

Jawaban:

Kekurangan protein biasanya disertai dengan kekurangan kalori. Penyakit akibat kekurangan kalori dan protein disebut kurang kalori protein atau terkenal istilah KKP (Kurang Kalori Protein).

Contoh penyakit yang disebabkan kekurangan kalori :

1. Marasmus

Marasmus merupakan gangguan kesehatan yang terjadi akibat asupan karbohidrat ke dalam tubuh kurang.

Baca Juga:  Sumber Peluang Usaha Internal Dan Eksternal

2. Kwasiorkor

Kwasiorkor merupakan penyakit kedua yang disebabkan akibat kekurangan kalori. Kondisi ini diakibatkan karena si penderita kekurangan asupan kalori dalam jumlah besar.

3. Marasmus-Kwarsiorkor

Marasmus-kwarsiorkor merupakan gabungan antara kedua penyakit yang telah dijelaskan di atas. Kondisi tersebut dinyatakan untuk menggambarkan kondisi di mana penderitanya sudah mengalami gangguan asupan nutrisi yang akut dan parah.

Semoga Membantu 🙂

searchpengertian.com
| Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan pengertian gizi, penyakit-penyakit kurang gizi, usaha-usaha perbaikan gizi, dan pengaruh gizi makanan. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian gizi, penyakit-penyakit kurang gizi, usaha-usaha perbaikan gizi, dan pengaruh gizi makanan. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam memahami pengertian gizi, penyakit-penyakit kurang gizi, usaha-usaha perbaikan gizi, dan pengaruh gizi makanan.

Gizi adalah persediaan bahan-bahan atau makanan yang dibutuhkan organisme maupun sel-sel untuk bertahan hidup. Sementara dalam bidang ilmu pengetahuan dan medis, gizi dapat merujuk pada ilmu atau praktik konsumsi serta penggunaan makanan. Pengertian gizi juga berfokus pada bagaimana cara kita kita mengenali proses munculnya penyakit yang disebabkan oleh faktor bahan pangan. Mulai dari pola makan yang buruk, intoleransi terhadap makanan, hingga alergi makanan. Gizi salah ialah suatu keadaan yang disebabkan ketidak seimbangan antara jumlah zat gizi yang dikonsumsi dan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh. Termasuk golongan ini ialah : penyakit-penyakit  kurang gizi dan penyakit-penyakit gizi lebih.

Kekurangan protein biasanya disertai dengan kekurangan kalori. Penyakit akibat kekurangan kalori dan protein disebut kurang kalori protein atau terkenal istilah KKP (Kurang Kalori Protein). Penyakit ini banyak menimpa golongan anak, terutama anak-anak yang berumur di bawah lima tahun. Akibat yang sangat merugikan dari Kurang Kalori Protein ialah anak menjadi kurang lincah, lemah dan malas, tidak cerdas dan sering jatuh sakit. Tanda khas yang mendahului gejala-gejala KKP ialah terganggunya pertumbuhan anak.

Pada tingkat berat kita mengenal dua bentuk KKP, yaitu “Kwashiorkor” dan Marasmus”. Kwashiorkor terutama disebabkan oleh kekurangan protein, sedangkan Marasmus terutama akibat kekurangan kalori.

a) bengkak, terutama kaki dan tangan,

b) berat badan kurang bila dilihat dari umurnya,

2) Tanda-tanda yang biasanya menyertai

a) rambut tipis, kulit kusam,

b) pucat karena kurang darah (anemia),

d) kulit pecah mengelupas,

e) gejala kurang vitamin A, dan

a) sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit,

b) wajahnya seperti orang tua, dan

2) Tanda-tanda yang biasanya menyertai

c) dehidrasi (banyak kehilangan cairan tubuh), dan

d) gejala kurang vitamin A dan lainnya.

Kurang vitamin A merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia.  Penyakit ini banyak menimpa anak balita. Gejala utama vitamin A tampak pada gangguan alat penglihatan. Buta senja merupakan gejala dini dari kekurangan vitamin A, yaitu mata kurang dapat menyesuaikan diri pada perubahan cahaya terang dan sebaliknya. Pada tingkat berat kekurangan vitamin A akan terjadi kelainan anatomik. Selaput bening mata (cornea) menjadi kering, kemudian lama kelamaan menjadi

rusak yang berakhir dengan kehancuran bola mata sehingga mata menjadi buta sama sekali. Tingkat kelainan yang berat ini disebut Karatomalacia. Selain mengakibatkan gangguan terhadap penglihatan, kekurangan vitamin A akan menyebabkan juga kelambatan pertumbuhan, pengeringan epetil kulit, dan pengeringan kelenjar air mata. Mengonsumsi vitamin A yang berlebihan dapat menimbulkan akibat yang kurang baik, yang disebut keracunan vitamin A.

  • Kurang vitamin B1 (thiamine) Vitamin B1 berfungsi dalam metabolisme hidrat arang.  Oleh sebab itu, kekurangan vitamin ini akan menyebabkan gangguan pada metabolisme hidrat arang.  Gejala-gejala awal dari kekurangan vitamin B1, antara lain kurang nafsu makan, sukar buang air besar, rasa lelah, dan sukar tidur. Kekurangan vitamin B1 tingkat berat akan menyebabkan penyakit beri-beri.
  • Kurang vitamin B2 (riboflavine) Gejala kekurangan riboflavine biasanya terdapat bersamaan dengan gejala kekurangan vitamin B lainnya. Tanda-tanda yang khas ialah bibir kering pecah-pecah, juga pecah-pecah pada sudut mulut, radang pada lidah, kulit sekitar hidung kering dan kasar berbintik-bintik.
  • Kurang niacin Tubuh manusia dan hewan menyusui dapat membuat niacin dari asam amino tryptophan.  Penyakit akibat kekurangan niacin disebut pellagra. Gejala-gejala pellagra dikenal dengan istilah “3 D”, yaitu singkatan dari Diare, Disentri dan Dimensia.
Baca Juga:  Keliling Segitiga Abc Dengan Menggunakan Konsep Pythagoras Adalah

Penyakit yang disebabkan kekurangan vitamin C disebut scorbut (sariawan), dengan gejala-gejala yang lazim, antara lain: perdarahan di bawah kulit sehingga tampak bercak-bercak hitam kemerah-merahan, gusi bengkak, kemerahan, dan mudah berdarah.

Kekurangan vitamin D akan menyebabkan penyakit yang disebut rachitis, yaitu kelainan-kelainan pada pertumbuhan tulang. Penyakit ini terdapat pada anak-anak yang masih kecil. Tanda-tanda kekurangan vitamin D ialah tulang-tulang panjang menjadi bengkak dan pertumbuhan gigi terlambat. Kelebihan vitamin D akan menyebabkan keracunan yang memberi efek antara lain : tulang menjadi rapuh, karena zat kapur dan fosfor diserap keluar dari tulang-tulang.

Kekurangan vitamin E akan menyebabkan kemandulan dan kelainan pada jantung. Pengaruhnya terhadap keadaan gizi manusia hingga sekarang masih belum dapat diketahui dengan pasti.

Vitamin K diperlukan untuk pembuatan protrombin, sesuatu yang diperlukan untuk pembekuan darah. Oleh sebab itu, kekurangan vitamin K akan mengakibatkan hambatan pada proses pembekuan darah.  Pada operasi atau luka-luka misalnya, akan mudah terjadi perdarahan.

8. Kekurangan zat mineral

Bidang gizi yang akan dibicarakan adalah mengenai kekurangan kalsium (zat kapur), fosfor, zat besi, dan yodium. Walaupun demikian, bukan berarti bahwa zat mineral lainnya tidak penting.

  • Kurang kalsium dan fosfor Pada anak-anak, kekurangan kedua zat mineral ini akan menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang dan gigi.  Penyakit rachitis akan terjadi apabila selain kekurangan zat kapur dan fosfor, juga kekurangan vitamin D. Pada orang dewasa akan terjadi osteoprosis dan osteomalacia, yaitu sejenis penyakit menyebabkan tulang-tulang menjadi rapuh dan lemak.
  • Kurang zat besi Kekurangan zat besi akan menyebabkan anemia. Anemia dapat disebabkan selain karena kekurangan zat besi juga karena faktor-faktor lain. Penyakit ini banyak dijumpai pada anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, pada gadis remaja, dan pada wanita terutama wanita hamil. Anemia banyak pula dijumpai di kalangan pekerja kasar.  Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia.
  • Kurang yodium Yodium merupakan bagian dari hormon thyroid yang mengatur metabolisme basal. Kekurangan yodium akan menyebabkan pembesaran kelenjar thyroid yang dikenal sebagai gondok (goiter). Pada tingkat ringan pembesaran kelenjar thyroid hanya dapat diketahui dengan meraba leher.  Pada tingkat yang lebih lanjut, pembesaran kelenjar thyroid dilihat dari kejauhan. Pada tingkat berat, akan menyebabkan kretin yaitu tubuh kerdil, bisu, tuli dan keterbelakangan mental. Cacat jasmani dan mental akibat kekurangan yodium ini tidak dapat diperbaiki lagi.

1. Usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK)

UPGK ialah suatu paket kegiatan terpadu yang bertujuan terutama untuk menanggulangi masalah kurang kalori protein. Kegiatan-kegiatan UPGK antara lain.

a. Penimbangan anak-anak balita sebulan sekali.

c. Pemberian makanan tambahan.

d. Pemberian paket pertolongan gizi.

2. Usaha pencegahan kekurangan vitamin A

Tujuan utama dari usaha ini ialah untuk melindungi anak-anak balita terhadap kemungkinan kekurangan vitamin A.  selain dengan penyuluhan gizi, yang digalakkan penggunaan sayuran hijau sebagai sumber vitamin A, juga dilancarkan pemberian kapsul vitamin A takaran tinggi kepada anak-anak balita setiap enam bulan sekali.  Usaha ini terutama dilakukan di daerah-daerah yang belum tercakup oleh usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK).

Baca Juga:  Pasangan Senyawa Karbon Yang Benar Adalah

3. Usaha pencegahan gondok endemik

Usaha pencegahan gondok endemik meliputi usaha jangka panjang dan jangka pendek. Usaha jangka panjang dilakukan dengan menggalakkan penggunaan garam beryodium terutama untuk masyarakat yang tinggal di daerah-daerah gondok endemik. Usaha jangka pendek dilakukan dengan jalan menyuntikkan zat yodium ke dalam tubuh.  Suntikan ini dilakukan lima tahun sekali. Obat yang disuntikkan itu disebut lipiodol, yaitu suatu larutan yodium dalam minyak.

1. Pengaruh Gizi Terhadap Daya Kerja

Manusia sehat memiliki tubuh yang dapat berfungsi dengan baik dan dalam jaringan-jaringan tubuhnya cadangan zat gizi yang cukup untuk mempertahankan kesehatannya. Cadangan zat gizi akan dipergunakan apabila kebutuhan tubuh akan zat gizi sehari-hari tidak terpenuhi.  Sebaliknya, bila konsumsi zat gizi berlebihan, maka kelebihan tersebut akan ditimbun dalam jaringan-jaringan tubuh dalam batas-batas tertentu.  Apabila jaringan-jaringan tubuh telah terlalu jenuh akan zat gizi tersebut tidak dapat lagi ditampung dan akan mengganggu proses-proses dalam tubuh. Dengan demikian jelaslah bahwa kekurangan maupun kelebihan zat gizi akan dapat menyebabkan kelainan.

Keadaan semacam ini disebut gizi salah, baik berupa gizi kurang maupun gizi lebih. Sedangkan gizi baik terletak diantara keduanya. Perubahan keadaan gizi orang sehat hingga ia merasa dirinya sakit, memakan waktu yang lama sekali.  Sebelum proses perubahan, tubuh telah membiasakan diri dengan fungsi-fungsi tubuh yang kurang sempurna sehingga biasanya orang tidak sadar bahwa ia sebenarnya dalam keadaan gizi kurang.  Tingkat kesehatan semacam ini yang disebut tidak sakit tetapi tidak sehat.  Keadaan semacam ini banyak terdapat di Indonesia. Meskipun pada tahap ini orang tidak merasa bahwa dirinya sakit, akan tetapi hal itu mempunyai pengaruh terhadap kemampuan atau daya kerja seseorang, antara lain orang menjadi kurang bergairah, cepat lelah, mengantuk, dan sering sakit.

2. Pengaruh gizi terhadap daya tahan

Kelainan gizi yang berat sering berakibat timbulnya suatu penyakit infeksi.  Sebaliknya, penyakit infeksi akan mudah menyerang apabila dalam keadaan gizi kurang. Demikianlah akan terjadi sebab akibat yang timbal balik antara gizi kurang dan penyakit infeksi. Pada waktu sakit tubuh memerlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih banyak daripada biasanya. Sedangkan pada umumnya, waktu sakit kita kurang mempunyai nafsu makan. Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang meningkat ini, maka cadangan zat gizi dalam tubuh akan dipakai.

Apabila keadaan ini berlangsung terus-menerus, cadangan zat gizi dalam jaringan-jaringan akan habis terpakai, lebih-lebih kalau timbunan cadangan hanya terbatas, sedangkan yang diperoleh dari makanan sangat sedikit. Keadaan disebut gizi kurang pembentukan zat anti atau zat pelindung terhadap penyakit juga kurang, sehingga tubuh mudah terserang penyakit.

3. Pengaruh gizi terhadap pertumbuhan jasmani dan mental

Gizi kurang yang timbul pada masa kanak-kanak, selain akan menyebabkan gangguan pertumbuhan jasmani, juga akan menyebabkan gangguan perkembangan mental. Seseorang yang menderita gizi kurang pada masa kanak-kanak, setelah mencapai dewasa tubuhnya tidak akan mencapai tinggi yang seharusnya dapat dicapai. Selain itu, jaringan-jaringan ototnya juga kurang dapat berkembang. Di samping menyangkut pertumbuhan fisik, tingkat kecerdasan anak juga akan terpengaruh. Hal ini disebabkan oleh perkembangan jaringan otak hanya berlangsung sejak anak masih dalam kandungan sampai dengan umur lebih kurang empat tahun.

Pada Tingkat Berat Kita Mengenal Dua Bentuk Kekurangan Kalori Protein

Sumber: https://dimanakahletak.com/pada-tingkat-berat-kita-mengenal-dua-bentuk-kekurangan-kalori-protein